Sabtu, 11 November 2017

Naskah Drama Kerajaan Banten


Hellow gaes.. selamat datang di NOVITA'GER blog yang isinya paling geer kalo yang lain enggak. Di kesempatan kali ini NOVITA'GER bakal berbagi 'Naskah Drama Kerajaan Banten dan Backsound" nya juga nih buat referensi atau inspirasi barang kali, duuh baik banget dah aku>_< dibuat buat kalian-kalian yang mungkin lagi diberi tugas Guru Sejarah Indonesia buat drama kerajaan khususnya Kerajaan Banten. Langsung aja di baca atau kalian juga bisa lihat vidio dramanya nih saat aku lagi show #aseeqqah


TUGAS SEJARAH INDONESIA
DRAMA KERAJAAN BANTEN



 





Disusun Oleh :
1. Arya Fuad Candra           (05)
2. Cindi Eka                           (07)
3. Dwi Maslamah                 (13)
4. Indri Yani W.S.U.              (18)
5. Mira Hasanah                   (25)
6. Novita Putri Ardiana      (31)
7. Yogi Madfian Nanda        (37)




JURUSAN ADMINISTRASI PERKANTORAN
SMK NEGERI 3 JEPARA
TAHUN PELAJARAN 2017/2018

Babak 1
(Backsound instrumen musik kecapi https://youtu.be/dmvDwGjXfYU)

Di sebuah wilayah di ujung Pulau Jawa, tepatnya di Provinsi Banten sekitar tahun 1526 berdirilah sebuah kerajaaan islam. Sultan pertama dari Kerajaan Banten adalah Syarief Hidayatullah, adik dari Sunan Gunung Jati. Sampai generasi kelima, kerajaan Banten berjalan dengan lancar dan terus berkembang. Kesedihan pun tidak dapat dihindarkan ketika Sultan kelima tiada. Namun setelah kesedihan atas kehilangan seorang pemimpin di Kerajaan Banten, hadirlah tokoh baru yang dijadikan panutan bagi penduduk Kerajaan Banten, ialah Sultan Ageng Tirtayasa. Puncak kejayaan pun bisa tercapai, tapi siapa yang bisa menyangka bahwa kejayaan itu akan hilang? Awal kisah saat acara penyerahan kekuasaan dari sultan kelima kepada Sultan Ageng tirtayasa berlangsung pada sore hari. Penobatan pengangkatan sultan Ageng Tirtayasa berlangsung meriah namun khidmat. Sesepuh menyerahkan jabatan kepada sultan.

Sesepuh           : ” Aku serahkan jabatan ini kepadamu, semoga engkau dapat menjalankan tugas sebagai mana mestinya. Ucapan sultan adalah janji dan perbuatan sultan adalah tindakan yang akan ditiru oleh orang banyak, tindakan dan pilihan sultan akan menentukan nasib orang banyak maka berlakulah bijaksana dan adil. Aku percaya kau dapat melakukan nya Pangeran Dipati. ”
Sultan Ageng   : “ Terimakasih, Insyaallah aku dapat melakukan semuanya dengan baik dan benar, aku juga masih membutuhkan bimbingan dari para tetua dan sesepuh aku memohon bantuannya.”(terdengar riuh tepuk tangan dari rakyat)


Sultan Haji       : ” Selamat Ayahanda mulai saat ini kau bukan lah hanya seorang kepala rumah tangga, namun kau adalah pemimpin bagi kerajaan Banten ini. Sebagai seorang anak aku akan selalu mendukungmu atas keputusanmu demi kebaikan rakyat dan keluarga kita.
Sultan Ageng   : “ Oh anaku, terimakasih. Ayah sangat merindukan kamu,nak. Aku sungguh senang kau bisa datang dihari yang bersejarah ini.”
(Dari sebelah ruangan, muncullah Pangeran Arya Purbaya)
Arya Purbaya  : “ Kakak, kapan kau datang? Aku merindukanmu, sudah lama sekali sejak terakhir kau kembali. Apa yang ada di plastik itu kak? Mana oleh oleh untuk ku,Kak?”


Sultan Haji       : “ Oh itu baju kotor kakak seminggu kemaren. Oleh - oleh buat kamu.. Ada cokelat dari arab yang kakak temukan di pinggir jalan ketika kakan hendak pulang kemari. Tapi sebelum kakak sampai sudah kakak makan karena lapar.”
Arya Purbaya  : “ Lah …”
Sultan Haji       : “ Sudah lah, kamu sudah semakin gendut tidak boleh makan cokelat”
Arya Purbaya  : “ Ah kakak..ini dasar.”
Sultan Ageng   : “ Sudah-sudah lebih baik kita semua makan malam terlebih dahulu untuk merayakan hari bersejarah ini.”
Sultan Haji       : “ Baik Ayah, ayo Purbaya ”
Arya Purbaya  : ” Ayo.”

Babak 2
Sudah berbulan - bulan sejak hari penobatan itu Sultan Ageng melakukan tugas - tugas nya, seperti membuat irigasi, memperhatikan kesejahteraan rakyat, menemukan solusi untuk mengatasi permasalahan sosial, dan tugas lainnya dengan baik. Kerajaan Banten pun berkembang pesat karena kelihaian Sultan Ageng dalam mengelola kerajaanya dan oleh sebab itu Belanda mulai datang dan memata - matai keluarga Sultan dan lingkungan kerajaannya.
W. Caeff          : “Wilma, benar sekali apa yang di katakan oleh jendral. Banten is so strategis dan tanah nya yang subur akan sangat menguntungkan kita. Pihak VOC harus segera menguasainya.”
Wilma             : “ But, kita harus memikirkan bagaimana cara menguasai Banten. Kita tidak mungkin langsung menyerang Istana dan Sultan. For your information saja, kesultanan banten memiliki angkatan perang yang tangguh, dan sultan yang bijak dalam mengambil keputusan.”
W. Caeff          : “ Kita akan terus memata – matai keluarga sultan. And then kita bisa menghancurkan nya, kamu masih tidak yakin dengan kemampuanku?”
Wilma             : “ Okay, darling. I believe in you.”

Kemudian W. Chaeff dan Wilma pun melanjutkan aksi memata-matai dan mencuri informasi tentang kerjaan dan keluarga sultan.
W. Caeff          : “Wilma, aku punya ide yang bagus untuk memulai penyerangan! Bagaimana kalau kita memulai dengan cara halus terlebih dahulu, seperti bernegosiasi. Kita iming-imingi si sultan tua itu dengan keuntungan yang berlimpah, pasti mereka tergiur.”
Wilma             : “Are you sure, Caeff? Kau kira sultan yang kita hadapi ini seorang ababil yang bisa diperalat dengan mudah? Its so hard!”
W. Ceaff          : “ Tenang saja, saat ini daerah selatan kan kekurangan stok pangan. Kita bisa melakukan kerja sama dengan tujuan memenuhi kebutuhan pangan mereka.”
Wilma             : “ You’re right, Lucas. Ayo kita lakukan sekarang juga.”
Setelah itu, W. Ceaff dan istrinya bergegas pergi ke istana Surosowan. Tak lama di perjalanan, tiba lah mereka di istana Surosowan dan menemui sultan di istana surosowan namun tak disangka-sangka kedatangan mereka sebagai perwakilan dari VOC ditolak tegas oleh Sultan Ageng. Ternyata usaha yang dilakukan oleh W. Ceaff dan Wilma belum berhasil. Akhirnya W. Ceaff dan Wilma diusir oleh pengawal sultan.
Sultan Ageng   : “ Sesepuh, apakah tindakanku mengusir mereka seperti tadi itu benar? Bagaimana jika mereka mulai melakukan penyerangan? Aku bukan takut untuk berperang tapi berapa banyak nyawa yang melayang jika terjadi peperangan. Rakyat akan sengsara.”
Sesepuh           : “ Tidak baginda, tindakanmu sudah sangat bijaksana. Bagaimanapun mereka mencoba untuk memonopoli perdangan di Banten, tindakanmu sudah benar. Bagaimanapun juga rakyatlah prioritas kita. Kalaupun akan terjadi peperangan sultan, percayalah padaku... prajurit kita terkenal tangguh berani dan setia mereka tidak mungkin berani. Kita tidak tau apa yang akan terjadi kedepan nya yang bisa kita lakukan hanya bersiap-siap,berusaha dan bertawakal.”
Sultan Ageng   : “ Benar apa katamu sesepuh, terimakasih selalu mendukung dan mendampingiku disetiap keadaan. Terimakasih.”
Sesepuh           : “ Itu memang sudah tugasku sebagai pembimbingmu Sultan.”
Masalah tak dapat terhindarkan begitu saja. Beberapa minggu kemudian setelah negosiasi antara VOC dengan Sultan, segerombolan nelayan datang ke Istana Sultan untuk melaporkan apa yang telah mereka alami.
Sultan Ageng   : “ Ada apa wahai rakyatku?”
Nelayan           : “ Maaf ratuku, tapi prajurit VOC tadi pagi datang dan memblokade kapal-kapal pedagang asing serta menghancurkan kapal-kapal milik kami.”
Sesepuh           : “ VOC? Sultan bukankah mereka yang datang menghadap anda waktu itu?”
Sultan Ageng   : “Benar. Berani - berani nya mereka! sesepuh  kirim 100 prajurit kesana dan balas hancurkan kapal dagang mereka. Mereka harus membayar atas perbuatan nya. Usir mereka dari Banten, dan pastikan rakyat tidak celaka!”
Sesepuh           : “ Baik Sultan!”

Pengusiran Belanda dilakukan oleh tentara-tentara yang sultan Ageng kirimkan di dermaga-dermaga kerajaan Banten. Pasukan yang Sultan Ageng kirimkan berhasil mengusir kapal-kapal dangan VOC. Beberapa tahun kemudian di ruang kerjanya, Sultan Ageng tampak sedang memikirkan sesuatu dan kemudian ia memanggil putra-putranya.
Sultan Ageng   : “ Duduklah. Karena kalian sudah cukup dewasa, aku ingin kalian membantuku dalam menjalankan pemerintahan dan menjalankan tugas, kau Sultan Haji selaku Putra Mahkota maka aku memberi kau tugas untuk menjaga kesejahteraan rakyat Banten.”

Sultan Haji       : “ Tapi, Ayah..”
Sultan Ageng   : “ Ayah yakin kamu pasti bisa.”
Sultan Haji       : “Tapi, Ayah..”
Sultan Ageng   : “ Bisa.”
Sultan Haji       : “ Tapi, Ayah..”
Sultan Ageng    : “ kamu Bisa.”
Sultan Haji       : “ Tapi, Ayah. Aku..”
Sultan Ageng dan Arya Purbaya : “.. Bisa!”
Sultan Haji: “Baiklah ..”
Sultan Ageng dan Arya Purbaya : “ Akhirnya.”
Sultan Haji       : “ Terimakasih ayah, aku akan berusaha sebaik mungkin.”
Sultan Ageng    : “ Dan kau Arya Purbaya, aku ingin kau menjaga kedamaian rakyat banten dan mengambil alih keamanan di kerajaan Banten ini.”
Arya Purbaya  : “ Ba ..”
Sultan Haji       : “ Bisaaa !”
(Hening, Arya Purbaya dan Sultan Ageng melihat heran kepada Sultan Haji)
Arya Purbaya  : “ Ya memang aku bisa,wleeeeee. Baiklah ayah, aku juga akan melakukan tugasku dengan baik.”

 (Saat makan malam Keluarga sultan)
Sultan Ageng    : “ Putraku, apa yang telah kalian lakukan hari ini?”
Sultan Haji       : “ Aku telah memberikan bantuan sembako kepada rakyat yang tidak mampu ayah.”
Sultan Ageng    : “ Bagus, bagaimana denganmu Purbaya?”
Arya Purbaya  : “ Aku telah menjaga daerah konflik dan mendatanginya langsung ayah, setelah ayah memberikan tugas itu setelah itu pula tidak ada konflik yang terjadi, aku berhasil mengendalikan nya ayah.”
Sultan Ageng    : “ Bagus Purbaya kau telah melakukan tugasmu dengan sangat baik, aku sangat bangga padamu.”
Arya Purbaya  : “ Terimakasih ayah.”
Setelah makan malam selesai putri gusti berjalan sendirian ke luar Istana. Sultan Haji iri dan merasa kesal kepada Arya Purbaya, menurut nya ia juga telah melakukan tugas nya dengan baik tetapi ayah nya hanya memuji nya sekedarnya saja, berbeda dengan pujian kepada Purbaya. Melihat sang Putra, W. Ceaff dan istrinya yang sedari tadi menguping tau dengan jelas apa yang Sultan Haji kesalkan, dan memulai aksinya kembali.
Wilma             : “ Sultan Haji ada apa? Ekspresi wajahmu terlihat sangat kesal.”
Sultan Haji       : “ Oh siapa kau? Apakah itu sangat terlihat? Aduh, jangan sampai kerutan diwajahku bertambah.”
Wilma             : “ Perkenalkan aku Wilma, dan ini Ceaff.”
Sultan Haji       : “ Oh perkenalkan aku Sultan Haji, Putra Mahkota Kerajaan Banten.”
Wilma             : “ Ya kami telah banyak mendengar tentang kedermawanan anda sultan, so apa yang membuat sultan yang dermawan ini merasa kesal?”
Sultan Haji       : “ Ah tidak, aku hanya merasa iri terhadap adikku, ayahku terlalu membangga banggakan nya, padahal akulah Putra Mahkotanya. Apakah kalian berfikir aku berlebihan?”
Wilma             : “ No, it’s very well Sultan. Menurutku Sultan Tirtayasa memang lebih menyayangi Pangeran Arya Purbaya.”
Sultan Ageng   : “ Kalian mengetahuinya?”
Wilma             : “ Ohhh...tidak maksudku..”
W. Ceaff          : “ Astaga, apakah itu pertanda?”
Sultan Haji       : “ Pertanda apa? Apa maksudmu Ceaff?”
W. Ceaff          : “ Oh aku merasa bahwa walaupun kau putra mahkota tetapi tahta bisa saja di berikan kepada adikmu. Aku kemarin melihat mereka berbicara serius tanpa sepengetahuanmu. Kurasa mereka merencanakan sesuatu dibelakangmu.”
Wilma             : “ Benar sekali Sultan, dari kemarin kami memperhatikan ayah dan adikmu serius berdiskusi.”
Sultan Haji       : “ Be..be..benarkah?!!”
W. Ceaff          : “ Oh astaga jangan katakan kau tidak mengetahuinya.”
Sultan Haji       : “ Tidak. Tidak mungkin. Aku mengenal adik dan ayahku. Mungkin memang apa yang aku lakukan tidak sebanding dengan yang purbaya lakukan. Jika aku menjadi lebih baik ayah pasti akan memujiku juga. Tentu saja, mereka keluargaku. Dan tentang pembicaraan itu, entahlah...”(Sultan Haji langsung lari begitu saja disusul oleh kedua orang VOC itu)

Karena mendengar omongan dari orang Belanda itu putri gusti langsung kembali ke dalam istana dengan suasana hati yang masih buruk. Rupanya pengawal kerajaan melihat itu semua dn melaporkan semua pada Sultan Ageng, ia pun memeintahkan pada pengawalnya untuk memanggil Sultan Haji
Sultan Haji       : “ Ada apa ayah memanggilku malam malam seperti ini?”
Sultan Ageng   : “ Ayah kecewa denganmu. Mengapa kamu bisa semudah itu iri kepada adikmu sendiri? Dan mengapa kau percaya dengan perkataan dua orang belanda itu? Apa apaan kamu ini! Seharusnya sebagai putra mahkota kau harus bisa lebih bijak dari adikmu, dan kalau ingin dipuji ya kerja dengan keras!”
Sultan Haji       : “Tapi ayah, aku tidak percaya dengan mereka! Tapi setelah aku mendengar perkataan ayah tadi, aku menyadari bahwa ayah memang berpihak kepada Purbaya. Silahkan, bela saja anak kesayanganmu itu! Aku bisa buktikan, aku bisa lebih baik dari adikku sendiri.” (langsung keluar dari ruang kerja ayahnya dan Sultan Ageng pun mengejar)
Sultan Haji pun menemui W. Ceaff dan Wilma, ia dihasut agar menyerang kerajaan milik ayahnya sendiri untuk menunjukan kekuatanya. Sultan Haji yang sedang tak dapat berfikir jernih pun menyetujuinya.
Arya Purbaya  : “Kakak! Darimana saja kamu? Akhirnya kau kembali, kami semua mencarimu.”
Sultan Haji       : “ Kampreet! Tidak usah memanggilku kakak lagi, memangnya aku tak tahu busukmu seperti apa.”
Arya Purbaya  : “ Kampret itu apa kak? Tunggu, aku bisa menjelaskan semuanya Kak aku mohon!”
Sultan Haji       : “ Dwaas! Kau bilang kau putra mahkota, bahasa dasar pun kau tak mengerti! Kau memang tak pantas menjadi seorang putra mahkota, dan tak akan pernah pantas!”
Arya Purbaya  : “ Aku bisa jelaskan semuanya kak! Kau salah paham, aku tidak pernah punya keinginan untuk merebut posisimu di kerajaan. Kau yang lebih pantas daripada aku.”
Sultan Haji       : “ Aku sudah tak percaya, aku bisa lebih dari seorang putra mahkota hahaha liat saja nanti.”
Wilma             : “ Hello verlieze, kau pantas untuk dimusnahkan. Kesultanan banten butuh orang yang lebih tangguh seperti kakakmu, tapi sayang Sultan lebih memilihmu.”
Arya Purbaya  : “ Itu semua tidak benar! Dan kalian tidak usah ikut campur masalah keluargaku ini, aku yakin sultan bisa menyelesaikan semuanya.”
W. Ceaff          : “ Oh ya, lebih baik kita bertemu dengan sultan terlebih dahulu, melawan orang sepertimu hanya membuang waktu saja.”
Sultan Ageng   : “ Ada apa kalian mencari saya? Pergi kalian! Memang dengan kalian berhasil mempengaruhi putraku Sultan Haji, kalian sudah berhasil menduduki kesultanan ini? Kekuasaan tertinggi masih ditanganku!”
W. Ceaff          : “ cih, sultan seperti ini pantas memimpin kesultanan? Baru seperti ini saja sudah bisa kutangkap.”
Arya Purbaya  : “ Ayah, larilah! Biarkan aku yang menyelesaikan semuanya, bawa ibu pergi menjauh dari sini secepatnya! Kau harus mencari tempat aman agar tidak celaka.”
Sultan Ageng   : “ Tapi.. hooosh baiklah demi rakyatku”
Sultan Haji       : “ Apa-apaan seorang sultan melakukan itu? seharusnya ayah lah yang melawan, buka kamu purbaya! Pecundang! Tak pantas memimpin Banten!”
Arya Purbaya  : “ Aku melakukan itu, karena ayah harus aman. Lawanmu adalah aku, jangan libatkan ayah ataupun belanda bodoh yang kau bawa ini. Kita buktikan siapa yang pantas menjadi pengganti ayah suatu saat nanti.”(bertengkar)
 Sultan Ageng : “ Hentikan! seorang putra mahkota bukan seperti ini cara membuktikan kekuatannya!”
Arya Purbaya  : “ Ayah menyingkirlah! Ini terlalu berbahaya, kau harus selamat, kau harus tetap memimpin kerajaan banten ini, kau adalah sultan ter.......(tiba-tiba W. Ceaff bergerak hendak menusuk sultan dari arah belakang) Ayah awas dibelakangmu!”
(Sultan pun berhasil terlumpuhkan oleh W. Ceaff)
Arya Purbaya  : “ Ayah! Kakak, apa yang kamu lakukan!? Mereka orang tua kita kak, bertandinglah seperti seorang pemenang, bukan pecundang, bukan menyakiti orang orang disekitar kita! Pengecut, penakut, kekuatanmu hanya ditangan orang2 yang ingin memanfaatkan kita! Sadarlah kak mereka hanya ingin membuat kita tambah sengsara, mereka ingin merebut kerajaan ini, kak!”
Sultan Haji       : “ Diam kamu, Purbaya! Kau ingin bernasib sama seperti sultan? Cheaff Wilma tangkap Purbaya! Aku ingin dia mati perlahan lahan. Bawa dia ke pengasingan terjauh dan biarkan sampai dia membusuk disana.”
Arya  Purbaya : “ Aku belum menyerah Sang Putra Mahkota! Kau akan mengetahui segalanya nanti, kau akan mengetahui busuknya belanda nanti! Kesultanan banten akan runtuh tidak lama lagi jika kau tetap melibatkan mereka. Lihat saja nantiiiiiii!”
Setelah perkelahian berhenti dan Pangeran Arya Purbaya telah di bawa oleh VOC untuk diasingkan, suasana menjadi hening, Sultan Haji menarik nafas dan menghembuskannya dengan kuat
Sultan Haji       : “ Apa apaan kalian langsung masuk kesini tanpa izin pengawalku? ”
W. Ceaff          : “Kami kan sudah bagian dari kerajaan, tentu saja kami bisa masuk kesini kapan saja.”
Sultan Haji       : “ Aku pemimpin kerajaan ini sekarang dan kau bukan bagian dari kesultananku! Sekarang cepat sebutkan apa yang kamu mau dan angkat kaki dari kerajaanku.”
Wilma             : “ Hey sultan tak tahu diuntung! Kau bisa seperti ini dengan bantuan siapa? Tuyul? Dukun desa? Cih, bertindaklah lebih sopan dan tunduk kepada kami!”
W. Ceaff          : “ Benar itu Gusti! Dan kami kesini menginginkan kau untuk membuat aturan yang melarang perdagangan dari pihak lain selain VOC. Blokade juga kapal2 dagang sehingga hanya kami lah yang menguasai ini!”
Wilma             : “ Dan juga kami minta agar kekuasaan perdagangan diserahkan kepada kami, sesuai dengan perjanjian.”
Sultan Haji       : “ A..apa apaan kalian ini?! Kalian mau memonopoli perdagangan disini, hah? Perjanjian hanya memperbolehkan kalian kembali berdagang di Banten, bukan memonopoli! Tidak! Pengawal! Bawa dua belanda ini pergi dari sini!”
Tentara VOC   : “ Steek je hand op putra mahkota! Or i will kill you right on your own palace!”
W. Ceaff          : “ Kukira kau cukup pintar dalam menghadapi kami, haha ternyata tidak sama sekali.”
Wilma             : “ Seluruh pengawalmu sudah kuhabisi, dan pos pos penjagaan sudah diduduki oleh koloni kami. Ada kata kata terakhir yang ingin kau sampaikan, Putra mahkota?”
Sultan Haji       : “ Kurang hajar! Pengkhianat! Padahal aku akan memberikanmu koin emas sebanyak apapun yang kau mau tapi ternyata kau menginginkan kerajaanku! verrader!”
W. Ceaff          : “ kami tak butuh koinmu bodoh, kerajaanmu lah yang akan mensejahterakan negara kami.”
Sultan Haji       : “ Kampreeet! AGGGHHHH” (Ditembak tentara VOC)
Wilma             : “ Yah.. dia sudah mati. Buang dia ke laut agar menyatu dengan ayahnya Ceaff, hubungi kolonel kita karena malam ini kita akan berpesta atas kemenangan kita.”
Tentara VOC : “ Klaar commandant!”
Akhirnya kesultanan Banten pun jatuh ke tangan VOC. Sejak saat itu, rakyat banten benar-benar mengalami penyiksaan yang sangat berat. Sewa tanah yang besar, penyiksaan, kelaparan, dan segala bentuk penjajahan yang diatur oleh VOC benar-benar menyulitkan mereka. Padahal, hanya berawal dari kesalahpahaman dan rasa dengki, tetapi bisa berakibat fatal terhadap orang lain.

Amanat yang dapat kita ambil dari cerita di atas adalah bahwa kita tidak boleh terlalu mempercayai orang yang baru saja kita kenal agar tidak ada fitnah dan kesalahpahaman seperti sang putri Gusti alami. Kita juga harus menghormati serta menyayangi keluarga kita. Cinta orangtua kepada anak nya adalah cinta yang tak bersyarat dan tulus, maka celakalah Sultan Haji yang durhaka menyerang orangtua serta adiknya yang mencintainya hanya karena kekuasaan.


 
NOVITA'GER Blogger Template by Ipietoon Blogger Template